Agar Nyamuk tak ”Bertamu”
Oleh ARDA DINATA
Email: arda.dinata@gmail.com
Ibarat seorang sahabat, nyamuk hidup begitu dekat dan berdampingan dengan manusia. Mereka siap kapan saja berkunjung dan bertamu ke rumah manusia. Bedanya dengan manusia, bila sahabat kita yang berkunjung biasanya membawa makanan, nyamuk bila bertamu justru akan mengganggu kita melalui bunyi kepakan sayapnya dan gigitan ketika mengisap darah manusia.
Atas dasar itulah, sesungguhnya kita dapat menghindari atau mencegah kehadiran tamu tidak diundang tersebut (nyamuk). Caranya? Dengan memahami (bersahabat) kebiasaan dan perilaku nyamuk itu sendiri. Misalnya, bagaimana cara nyamuk bertelur, berubah dari telur ke jentik, pupa, dan menjadi dewasa. Termasuk di dalamnya, bagaimana kebiasaan nyamuk-nyamuk itu menggigit dan mengisap darah manusia.
Menurut Singgih H. Sigit (2006), dari Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan FKH IPB, perkembangan aktivitas vektor/hama permukiman (termasuk nyamuk) dapat digolongkan ke dalam empat fase, yaitu, berkembang dari telur hingga dewasa; dewasa mencari makan dan kawin; beristirahat, memasakkan telur (oogenesis); dan bertelur kemudian mencari makan dan kawin lagi.
Lebih jauh, Sigit mengungkapkan kalau masing-masing kegiatan tersebut mengambil waktu dan tempat yang khas untuk setiap spesies. Kapan dan di mana kegiatan itu berlangsung, sangat berharga untuk diamati, dipelajari, dan didokumentasikan. Informasi yang didapat akan sangat berguna untuk menyusun strategi pengendalian vektor/hama permukiman. Yaitu apa pendekatannya, apa sasarannya, bagaimana sasarannya, di mana lokasinya, dan pada waktu apa dilakukannya.
Cegah nyamuk ”bertamu”
Melalui penyelaman yang bersifat “personal” terhadap dunia nyamuk tersebut, tentu kita dapat menyiasati agar nyamuk-nyamuk itu tidak lagi bertamu menyebarkan penyakit kepada seisi penghuni rumah. Nyamuk ini tidak mengenal usia dan jenis kelamin pada saat menyebarkan penyakit. Berikut ini, ada beberapa jurus jitu supaya nyamuk tidak datang lagi “bertamu” ke rumah kita. Intinya adalah lakukan pengendalian. Langkah pengendalian nyamuk yang optimal harus dilakukan pada radius 500 meter dari sasaran/bangunan yang akan dilindungi, dengan beberapa cara terpadu berikut ini.
Pertama, pengendalian jentik. Cara yang paling penting adalah pengendalian jentik di tempat perindukan nyamuk dan monitoring serta evaluasi berkala terhadap keberadaan dan tingkat populasi nyamuk. Kedua, cara hayati (biologi). Misalnya, penebaran ikan pemakan jentik nyamuk ke dalam tempat perindukan nyamuk dengan menggunakan ikan kepala timah, ikan guppy, atau ikan nyamuk (Gambusia affinis).
Ketiga, sanitasi lingkungan. Yaitu dengan cara pengelolaan dan modifikasi lingkungan pada tempat yang dijadikan perindukan nyamuk. Misalnya, saluran air harus selalu mengalir, dan tidak boleh terdapat genangan air di lingkungan sekitar rumah. Keempat, cara kimiawi. Misalnya dengan cara penggunaan beberapa jenis larvasida (racun jentik), seperti temephos dan metophrene, dan lainnya. Terkait dengan metoda kimiawi, dalam hal ini sangat diperlukan pengetahuan dan pengalaman agar hasil pengendalian lebih berhasil guna. Bila diperlukan, cara kimiawi ini dapat juga dilakukan untuk nyamuk dewasa dengan teknik pengasapan (hot fogging) atau pengabutan (cold aerosol), yang sebaiknya dilakukan pada saat populasi nyamuk sedang tinggi.
Kelima, penghalang fisik. Yakni melakukan proteksi dengan memasang penghalang fisik pada semua akses masuk nyamuk ke dalam rumah. Keenam, melakukan perlindungan pribadi.
Misalnya, menggunakan kelambu pada saat tidur, atau menggunakan larutan/tisu/cream pengusir nyamuk pada malam hari. Ketujuh, melakukan pemberantasan sarang nyamuk plus. Langkahnya berupa: menguras bak penampung air; menutup drum dan wadah penampungan air agar nyamuk dewasa tidak dapat meletakkan telur; mengubur benda-benda penampung air; dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dalam wadah tanaman hidroponik atau tempat penampung air berukuran besar.
Tanaman penolak nyamuk
Ada pula jurus jitu lainnya, yang tidak kalah perannya agar nyamuk dewasa tidak ‘bertamu’ ke rumah yaitu dengan cara menanam tanaman penolak (repllent) nyamuk. Berikut ini, ada beberapa jenis tanaman yang bisa kita maksimalkan sebagai penolak nyamuk secara alami.
1. Zodia (Evodia suaveolens). Caranya dengan menanam tanaman ini dalam pot. Lalu, letakkan di dalam ruangan dekat jendela/pintu atau di pojok ruangan dengan embusan udara dari kipas angin.
2. Geranium (Pelargonium citrasa). Tanaman ini ditanam dalam pot. Letakkan di dalam ruangan pada tempat-tempat yang dilalui sirkulasi udara.
3. Rosemary (Rosmarinus officinalis). Tanaman ini ditanam dalam pot. Diletakkan di dalam ruangan dekat jendela/pintu atau di pojok ruangan dengan embusan udara dari kipas angin.
4. Tembelekan (Lantana camara). Tanaman ditanam dalam pot. Letakkan di dalam ruangan dekan jendela/pintu atau di pojok ruangan dengan hembusan udara dari kipas angina. Atau dapat juga ditanam di halaman rumah atau di sekitar tempat perindukan nyamuk.
5. Tahi kotok (Tagetes patula). Ditanam di halaman bangunan atau di sekitar tempat perindukan nyamuk.
6. Selasih (Ocimum spp.). Ditanam di luar/sekeliling bangunan (halaman). Atau bisa juga daun selasih ini diremas dan dioleskan pada tangan, kaki dan tengkuk.
7. Suren (Toonia sureni). Ditanam di halaman bangunan atau di sekitar tempat perindukan nyamuk.
Akhirnya, agar rumah kita tidak kedatangan tamu tidak diundang (nyamuk), maka tidak ada salahnya Anda mempraktikkan jurus jitu tersebut, dan penulis jamin Anda tidak akan menyesal. Anda penasaran, coba saja sendiri!***
Arda Dinata,Pemerhati masalah kesehatan lingkungan dan penulis buku “Bersahabat dengan Nyamuk: Jurus Jitu Terhindar dari Penyakit Akibat Nyamuk.”
Tulisan ini dimuat di HU Pikiran Rakyat, Bandung edisi: 22 Februari 2007.
MyBlog ARDA DINATA:
Dunia Kesehatan Lingkungan: http://arda-dinata.blogspot.com
Dunia Inspirasi & Motivasi Hidup: http://miqra.blogspot.com
Dunia Penulis Sukses: http://ardapenulis.blogspot.com