Your Ad Here
gravatar

Agar Nyamuk tak ”Bertamu”

Oleh ARDA DINATA
Email: arda.dinata@gmail.com


Ibarat seorang sahabat, nyamuk hidup begitu dekat dan berdampingan dengan manusia. Mereka siap kapan saja berkunjung dan bertamu ke rumah manusia. Bedanya dengan manusia, bila sahabat kita yang berkunjung biasanya membawa makanan, nyamuk bila bertamu justru akan mengganggu kita melalui bunyi kepakan sayapnya dan gigitan ketika mengisap darah manusia.


Atas dasar itulah, sesungguhnya kita dapat menghindari atau mencegah kehadiran tamu tidak diundang tersebut (nyamuk). Caranya? Dengan memahami (bersahabat) kebiasaan dan perilaku nyamuk itu sendiri. Misalnya, bagaimana cara nyamuk bertelur, berubah dari telur ke jentik, pupa, dan menjadi dewasa. Termasuk di dalamnya, bagaimana kebiasaan nyamuk-nyamuk itu menggigit dan mengisap darah manusia.


Menurut Singgih H. Sigit (2006), dari Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan FKH IPB, perkembangan aktivitas vektor/hama permukiman (termasuk nyamuk) dapat digolongkan ke dalam empat fase, yaitu, berkembang dari telur hingga dewasa; dewasa mencari makan dan kawin; beristirahat, memasakkan telur (oogenesis); dan bertelur kemudian mencari makan dan kawin lagi.


Lebih jauh, Sigit mengungkapkan kalau masing-masing kegiatan tersebut mengambil waktu dan tempat yang khas untuk setiap spesies. Kapan dan di mana kegiatan itu berlangsung, sangat berharga untuk diamati, dipelajari, dan didokumentasikan. Informasi yang didapat akan sangat berguna untuk menyusun strategi pengendalian vektor/hama permukiman. Yaitu apa pendekatannya, apa sasarannya, bagaimana sasarannya, di mana lokasinya, dan pada waktu apa dilakukannya.


Cegah nyamuk ”bertamu”


Melalui penyelaman yang bersifat “personal” terhadap dunia nyamuk tersebut, tentu kita dapat menyiasati agar nyamuk-nyamuk itu tidak lagi bertamu menyebarkan penyakit kepada seisi penghuni rumah. Nyamuk ini tidak mengenal usia dan jenis kelamin pada saat menyebarkan penyakit. Berikut ini, ada beberapa jurus jitu supaya nyamuk tidak datang lagi “bertamu” ke rumah kita. Intinya adalah lakukan pengendalian. Langkah pengendalian nyamuk yang optimal harus dilakukan pada radius 500 meter dari sasaran/bangunan yang akan dilindungi, dengan beberapa cara terpadu berikut ini.


Pertama, pengendalian jentik. Cara yang paling penting adalah pengendalian jentik di tempat perindukan nyamuk dan monitoring serta evaluasi berkala terhadap keberadaan dan tingkat populasi nyamuk. Kedua, cara hayati (biologi). Misalnya, penebaran ikan pemakan jentik nyamuk ke dalam tempat perindukan nyamuk dengan menggunakan ikan kepala timah, ikan guppy, atau ikan nyamuk (Gambusia affinis).


Ketiga, sanitasi lingkungan. Yaitu dengan cara pengelolaan dan modifikasi lingkungan pada tempat yang dijadikan perindukan nyamuk. Misalnya, saluran air harus selalu mengalir, dan tidak boleh terdapat genangan air di lingkungan sekitar rumah. Keempat, cara kimiawi. Misalnya dengan cara penggunaan beberapa jenis larvasida (racun jentik), seperti temephos dan metophrene, dan lainnya. Terkait dengan metoda kimiawi, dalam hal ini sangat diperlukan pengetahuan dan pengalaman agar hasil pengendalian lebih berhasil guna. Bila diperlukan, cara kimiawi ini dapat juga dilakukan untuk nyamuk dewasa dengan teknik pengasapan (hot fogging) atau pengabutan (cold aerosol), yang sebaiknya dilakukan pada saat populasi nyamuk sedang tinggi.


Kelima, penghalang fisik. Yakni melakukan proteksi dengan memasang penghalang fisik pada semua akses masuk nyamuk ke dalam rumah. Keenam, melakukan perlindungan pribadi.

Misalnya, menggunakan kelambu pada saat tidur, atau menggunakan larutan/tisu/cream pengusir nyamuk pada malam hari. Ketujuh, melakukan pemberantasan sarang nyamuk plus. Langkahnya berupa: menguras bak penampung air; menutup drum dan wadah penampungan air agar nyamuk dewasa tidak dapat meletakkan telur; mengubur benda-benda penampung air; dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dalam wadah tanaman hidroponik atau tempat penampung air berukuran besar.


Tanaman penolak nyamuk


Ada pula jurus jitu lainnya, yang tidak kalah perannya agar nyamuk dewasa tidak ‘bertamu’ ke rumah yaitu dengan cara menanam tanaman penolak (repllent) nyamuk. Berikut ini, ada beberapa jenis tanaman yang bisa kita maksimalkan sebagai penolak nyamuk secara alami.


1. Zodia (Evodia suaveolens). Caranya dengan menanam tanaman ini dalam pot. Lalu, letakkan di dalam ruangan dekat jendela/pintu atau di pojok ruangan dengan embusan udara dari kipas angin.


2. Geranium (Pelargonium citrasa). Tanaman ini ditanam dalam pot. Letakkan di dalam ruangan pada tempat-tempat yang dilalui sirkulasi udara.


3. Rosemary (Rosmarinus officinalis). Tanaman ini ditanam dalam pot. Diletakkan di dalam ruangan dekat jendela/pintu atau di pojok ruangan dengan embusan udara dari kipas angin.


4. Tembelekan (Lantana camara). Tanaman ditanam dalam pot. Letakkan di dalam ruangan dekan jendela/pintu atau di pojok ruangan dengan hembusan udara dari kipas angina. Atau dapat juga ditanam di halaman rumah atau di sekitar tempat perindukan nyamuk.


5. Tahi kotok (Tagetes patula). Ditanam di halaman bangunan atau di sekitar tempat perindukan nyamuk.


6. Selasih (Ocimum spp.). Ditanam di luar/sekeliling bangunan (halaman). Atau bisa juga daun selasih ini diremas dan dioleskan pada tangan, kaki dan tengkuk.


7. Suren (Toonia sureni). Ditanam di halaman bangunan atau di sekitar tempat perindukan nyamuk.


Akhirnya, agar rumah kita tidak kedatangan tamu tidak diundang (nyamuk), maka tidak ada salahnya Anda mempraktikkan jurus jitu tersebut, dan penulis jamin Anda tidak akan menyesal. Anda penasaran, coba saja sendiri!***


Arda Dinata,Pemerhati masalah kesehatan lingkungan dan penulis buku “Bersahabat dengan Nyamuk: Jurus Jitu Terhindar dari Penyakit Akibat Nyamuk.”


Tulisan ini dimuat di HU Pikiran Rakyat, Bandung edisi: 22 Februari 2007.



MyBlog ARDA DINATA:

Dunia Kesehatan Lingkungan: http://arda-dinata.blogspot.com
Dunia Inspirasi & Motivasi Hidup: http://miqra.blogspot.com
Dunia Penulis Sukses: http://ardapenulis.blogspot.com

gravatar

Aedes aegypti, Vampir Mini yang Mematikan

Oleh: Yuneu Yuliasih & Arda Dinata

DEMAM
berdarah merupakan penyakit yang kerap terjadi setiap tahun dan umumnya terjadi di daerah perkotaan. Demam berdarah merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang berkelana di siang hari dan istirahat di malam hari ini memiliki bentuk tubuh kecil dan bercak-bercak hitam putih. Nyamuk jenis ini senang berada di tempat yang gelap dan lembab atau di antara benda-benda yang tergantung seperti baju atau tirai.

Tanpa adanya nyamuk Aedes ini, virus dengue tidak dapat melanjutkan kehidupannya. Walau demikian, tidak setiap gigitan dapat mengakibatkan demam berdarah. Tapi, hanya nyamuk yang mengandung virus dengue-lah yang dapat menimbulkan penyakit.

Mengenal Aedes aegypti

Kalau dilihat dari kebiasaan menghisap darah, nyamuk Aedes aegypti ini bersifat anthropophilic (sering menggigit pada manusia-red). Walaupun mungkin ia juga akan menghisap darah hewan berdarah panas lain. Sebagai spesies nyamuk yang aktif siang hari, nyamuk betina mempunyai dua waktu aktifitas menggigit, yaitu di pagi hari dan sebelum gelap. Puncak aktifitas menggigitnya tergantung pada lokasi dan musim. Apabila pada waktu menghisap darah terganggu, Aedes aegypti dapat menghisap darah lebih dari satu orang. Jadi wajar saja apabila beberapa anggota dari satu keluarga yang sama terjangkit penyakit dalam waktu 24 jam. Artinya mereka dapat terinfeksi oleh nyamuk yang sama.

Bila kita perhatikan lebih jauh, pada umumnya Aedes aegypti ini tidak menggigit di malam hari. Nyamuk ini lebih dekat dengan wilayah kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu, mereka yang melakukan aktivitas di siang hari, sangat berpotensi tergigit oleh nyamuk ini. Makanya, anak-anak lebih besar kemungkinannya tergigit nyamuk tersebut, baik selama di sekolah maupun di rumah.

Nyamuk demam berdarah ini bisa hidup selama 2-3 bulan. Pada 3 hari pasca menggigit manusia, naymuk ini dapat menghasilkan sebanyak 100 telur yang akan menjadi pasukan baru dan siap menyebarkan wabah demam berdarah. Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia). Virus dari pengidap demam berdarah akan berkembang di tubuh nyamuk selama 8–10 hari (inkubasi ekstrinsik).

Virus tersebut berkembang menjadi banyak dan masuk ke kelenjar nyamuk. Pada waktunya, ludah yang mengandung virus tersebut akan menulari manusia lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3–14 hari (baca: rat-rata 4–6 hari), akan timbul gejala awal secara mendadak. Viraemia biasanya muncul pada saat atau persis sebelum gejala awal penyakit tampak dan berlangsung selama kurang lebih 5 hari setelah dimulainya penyakit. Pada saat inilah merupakan masa kritis, jika penderita tidak terlindung terhadap kemungkinan digigit nyamuk.

Akibat Virus dengue

Virus dengue merupakan bagian dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. Bentuk virus ini bulat, berdiameter 40–50 nm di kelilingi duri. Pembawa virus tersebut bisa pada tubuh manusia, primata, mamalia lain dan burung. Virus ini hanya dapat hidup pada sel yang hidup, sehingga ketika virus ini masuk ke dalam tubuh manusia, ia akan bersaing dengan sel manusia terutama untuk keperluan protein. Proses persaingan ini sangat tergantung pada daya tahan tubuh manusia itu sendiri. Dari sinilah, akan muncul gejala yang menyebabkan terjadinya demam tinggi.

Untuk demam berdarah (dengue fever) akibat dari virus dengue ini, sesungguhnya memiliki empat jenis virus, yaitu: serotipe 1, 2, 3 dan 4. Keempat serotipe ini menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Serotipe yang menyebabkan infeksi paling berat di Indonesia yaitu dengue-3. Oleh karena itu, seseorang dapat terserang virus dengue lebih dari satu kali.

Nama lain dari penyakit demam berdarah adalah demam nyeri tulang, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Dengue Shock Syndrome (DSS). Pengidap demam berdarah dapat diketahui dari: panas yang tiba-tiba meninggi selama 2–7 hari; suhu tubuh mencapai 380C; nyeri ulu hati karena terjadinya pembengkakan atau hepatomegali (pada perut kanan atas); pendarahan spontan bisa berupa bintik-bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi berdarah, dan yang lebih parah lagi dapat disertai muntah darah. Pada keadaan yang lebih berat lagi, dapat terjadi: syok yang ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat; turunnya tekanan darah; kulit dapat teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki; serta penderita tampak gelisah dan mulut kelihatan kebiruan.

Tahap kritis penyakit adalah ketika masa penurunan suhu (defervescence). Sementara itu, munculnya trombositopenia dengan disertai hemokosentrasi terjadi sebelum suhu tubuh turun dan atau mulainya masa syok. Di sisi lain, dari uji serologis di laboratorium berupa kadar trombosit yang menurun di bawah angka normal 150.000–450.000 dan kenaikan kekentalan darah. Kondisi kurangnya trombosit (yang berfungsi mempercepat pembekuan darah-red) inilah yang menyebabkan terjadinya pendarahan di mana-mana.

Selain pemeriksaan kadar hematokrit dan trombosit berkala, berikut ini adalah serangkaian pemeriksaan yang harus pula dilakukan untuk mengevaluasi keadaan pasien, yaitu: serum elektrolit dan gas darah, jumlah trombosit, waktu protombin, waktu tromboplastin parsial dan waktu trombin, serta uji fungsi hati berupa serum aspartat aminotransferase (sebelumnya dikenal sebagai serum glutamic oxaloacetic transaminase = SGOT), serum alanine aminotransferase (sebelumnya dikenal sebagai serum glutamic pyruvic transaminase = SGPT) dan serum protein.

Pertolongan

Pada penderita demam berdarah dapat dilakukan pertolongan pertama yaitu dengan cara minum air sebanyak-banyaknya. Hal ini dilakukan untuk membantu mengatasi rembesan cairan darah yang menyebabkan kekentalan darah di dalam pembuluh nadi yang meningkat. Air minum dapat berupa air bening, teh, susu atau oralit. Bahkan jus buah-buahan cukup membantu penggantian cairan tubuh. Bahkan, keuntungan lainnya adalah adanya kandungan vitamin dalam jus buah sangat berguna untuk turut menjaga kebutuhan gizi pasien.

Apablia pertolongan pertama itu tidak segera dilakukan, maka dampaknya adalah dalam beberapa hari saja, keadaan penderita penyakit ini dapat menjadi lebih parah dan menyebabkan kematian. Memang, sungguh mengerikan, hanya karena virus dengue dari gigitan nyamuk Aedes aegypti yang menjadi “vampir mini” demam berdarah, nyawa manusia bisa melayang.

Akhirnya, kunci agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes aegypti yang menjadi “vampir mini” ini adalah berupa upaya pencegahan wabah demam berdarah yang harus terus dilakukan secara berkesinambungan, baik dari masyarakat sendiri maupun pemerintah. Terutama dilakukan pada masa-masa rawan yaitu pasca musim hujan perlu diwaspadai dengan meningkatkan kebersihan lingkungan; genangan air yang menjadi habitat pembiakan nyamuk sedapat mungkin dimusnahkan. Langkah selanjutnya, pokoknya lakukan 3 M (membersihkan, menutup, dan mengubur).***

Kepustakaan:

WHO. ”Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian Demam Beradarah Dengue.” Jakarta: Depkes RI; ......

Media Aesculapius. ”Kapita Selekta Kedokteran edisi III.” Jakarta: 2000

Depkes RI. ”Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue.” Jakarta: 2005.

gravatar

Pengendalian Terpadu Nyamuk Demam Berdarah

Oleh ARDA DINATA
Email: arda.dinata@gmail.com

MEMASUKI musim hujan, demam berdarah dengue (DBD) kembali menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Lebih-lebih bila kondisi cuaca yang berubah-ubah, sehari hujan, besoknya panas menyengat, dan kemudian hari berikutnya hujan lagi. Kondisi tersebut sangat potensial untuk berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, sang vektor penyebar DBD.

Sedikitnya 197 warga Jawa Barat meninggal dunia akibat DBD selama Januari-Oktober 2005 atau hampir 20 orang meninggal setiap bulannya (Pikiran Rakyat, 19/10),. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Jabar, warga terbanyak yang meninggal akibat DBD adalah warga Kota Bandung sebanyak 25 orang (data Dinkes Kota Bandung, malahan menyebutkan 27 orang). Sementara warga Kab. Cirebon sebanyak 21 orang dan Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kab. Bogor masing-masing 20 orang.

Mematikan

Demam berdarah termasuk penyakit yang sudah sohor karena terjadi hampir tiap tahun dan memakan korban. Perlu diingat, penyakit ini tak kurang mematikan bila dibanding SARS atau malaria. Demam berdarah terjadi setiap tahun pascamusim hujan dan terjadi di daerah perkotaan (baca: dominannya). Penyebabnya, tak lain virus yang menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk pengelana di siang hari dan istirahat di malam hari ini memiliki bentuk tubuh kecil dan bercak-bercak hitam putih.

Nyamuk Aedes aegypti bersifat anthropophilic, walaupun mungkin akan mengisap darah hewan berdarah panas lain yang ada. Sebagai spesies yang aktif di siang hari, nyamuk betina mempunyai dua waktu aktivitas menggigit, yaitu beberapa jam di pagi hari dan beberapa jam sebelum gelap. Puncak aktivitas menggigit bergantung pada lokasi dan musim. Apabila pada waktu mengisap darah terganggu, Aedes aegypti dapat mengisap darah lebih dari satu orang.

Jadi, wajar saja apabila beberapa anggota dari satu keluarga yang sama terjangkit penyakit dalam waktu 24 jam, mereka dapat terinfeksi oleh nyamuk yang sama. Pada umumnya Aedes aegypti tidak menggigit di malam hari, namun mungkin menggigit dalam ruangan yang terang di malam hari.

Sebanyak 100 ekor telur yang dihasilkannya, akan menjadi pasukan baru yang siap menyebarkan wabah demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia mengisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia). Virus dari pengidap demam berdarah akan berkembang di tubuh nyamuk selama 8 – 10 hari (inkubasi ekstrinsik). Virus berkembang menjadi banyak dan masuk kelenjar nyamuk. Kelak ludah yang mengandung virus akan menulari manusia lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3 – 14 hari (rata-rata selama 4 – 6 hari), timbul gejala awal penyakit secara mendadak.

Viraemia biasanya muncul pada saat atau persis sebelum gejala awal penyakit tampak dan berlangsung selama kurang lebih 5 hari setelah dimulainya penyakit. Saat-saat tersebut merupakan masa kritis di mana penderita dalam masa infektif untuk vektor nyamuk yang berperan dalam siklus penularan. Penderita tidak terlindung terhadap kemungkinan digigit nyamuk.

Virus hanya dapat hidup pada sel yang hidup sehingga ketika virus masuk ke dalam tubuh manusia, ia akan bersaing dengan sel manusia terutama untuk keperluan protein. Persaingan ini sangat bergantung pada daya tahan tubuh manusia. Gejala inilah yang menyebabkan terjadinya demam tinggi.

Demam tiba-tiba

Demam berdarah atau dengue fever akibat dari virus dengue yang memiliki empat jenis virus yaitu serotipe 1, 2, 3, dan 4. Nama lain dari penyakit demam berdarah adalah demam nyeri tulang, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Dengue Shock Syndrome (DSS). Bentuk virusnya bulat berdiameter 40 – 50 nm dikelilingi duri. Pembawa virus bisa di tubuh manusia, primata, mamalia lain, dan burung.

Pengidap demam berdarah dapat diketahui dari panas yang tiba-tiba meninggi selama 2 – 7 hari, suhu tubuh mencapai 38 derajat C, nyeri ulu hati karena terjadinya pembengkakan atau hepatomegali (pada perut kanan atas), pendarahan spontan bisa berupa bintik-bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi berdarah, dan yang lebih parah lagi dapat disertai muntah darah, melena. Pada keadaan yang berat, dapat terjadi syok yang ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat, serta turunnya tekanan darah, kulit dapat teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki, penderita tampak gelisah dan mulut kelihatan kebiruan.

Tahap kritis penyakit adalah ketika masa penurunan suhu (defervescence). Munculnya trombositopenia dengan disertai hemokosentrasi terjadi sebelum suhu tubuh turun dan atau mulainya masa syok.

Lantas, uji serologis di laboratorium berupa kadar trombosit yang menurun di bawah angka normal 150.000 – 450.000 dan kenaikan kekentalan darah. Kurangnya trombosit yang berfungsi mempercepat pembekuan darah inilah yang menyebabkan terjadinya pendarahan di mana-mana.

Selain pemeriksaan kadar hematokrit dan trombosit berkala, ada serangkaian pemeriksaan yang harus pula dilakukan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Pemeriksaan meliputi serum elektrolit dan gas darah, jumlah trombosit, waktu protombin, waktu tromboplastin parsial dan waktu trombin, serta uji fungsi hati yaitu serum aspartat aminotransferase (sebelumnya dikenal sebagai serum glutamic oxaloacetic transaminase = SGOT), serum alanine aminotransferase (sebelumnya dikenal sebagai serum glutamic pyruvic transaminase = SGPT) dan serum protein.

Banyak minum

Pada penderita demam berdarah dapat dilakukan pertolongan pertama yaitu dengan cara minum sebanyak-banyaknya. Hal itu sangat membantu mengatasi rembesan cairan darah yang menyebabkan kekentalan darah di dalam pembuluh nadi meningkat. Air minum dapat berupa air bening, teh, susu, atau oralit. Bahkan jus buah-buahan cukup membantu penggantian cairan tubuh. Dan keuntungan lain adalah kandungan vitamin untuk turut menjaga kebutuhan gizi pasien. Dalam beberapa hari saja, keadaan penderita penyakit ini dapat menjadi parah dan menyebabkan kematian. Sungguh mengerikan memang, hanya karena seekor nyamuk yang menjadi “vampire mini” bisa mematikan manusia.

Oleh sebab itu, upaya pencegahan wabah DBD harus terus dilakukan secara berkesinambungan, baik dari masyarakat sendiri maupun pemerintah. Masa-masa rawan yaitu pascamusim hujan perlu diwaspadai dengan meningkatkan kebersihan lingkungan. Genangan air yang menjadi habitat pembiakan nyamuk sedapat mungkin dimusnahkan. Sedangkan tempat-tempat air ditutup rapat-rapat. Upaya lain menggunakan kelambu saat tidur, obat oles untuk mengusir serangan nyamuk. Ingat, 3 M ( membersihkan, menutup, mengubur).

Pengendalian nyamuk

Pengendalian adalah suatu usaha untuk mengekang suatu hal dengan pengaturan sumber daya, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan cara membandingkan antara usaha dengan suatu standar tertentu yang telah ditetapkan. Tujuan pengendalian vektor adalah menurunkan kepadatan vektor pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan. Cara pengendalian DBD yang dapat dilakukan saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penularnya, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi belum ada. Pada dasarnya pengendalian vektor DBD dapat dilakukan dengan 4 cara.

Pertama, pengendalian lingkungan. Langkahnya terdiri dari pengendalian terhadap nyamuk dewasa dan pradewasa. Pada prinsipnya pengelolaan lingkungan ini adalah mengusahakan agar kondisi lingkungan tidak/kurang disenangi oleh nyamuk sehingga umur nyamuk berkurang dan tidak mempunyai kesempatan untuk menularkan penyakit atau mengusahakan agar untuk nyamuk dan manusia berkurang. Usaha ini dapat dilakukan dengan cara menambah pencahayaan ruangan dalam rumah, lubang ventilasi, mengurangi tanaman perdu, tidak membiasakan menggantungkan pakaian di kamar serta memasang kawat kasa.

Pengendalian terhadap nyamuk pradewasa. Pengelolaan lingkungan tempat perindukan ini adalah usaha untuk menghalangi nyamuk meletakkan telurnya atau menghalangi proses perkembangbiakan nyamuk.

Kedua, pengendalian secara biologis. Yakni berupa intervensi yang dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh (predator) nyamuk yang ada di alam seperti ikan kepala timah dan goppy.

Ketiga, pengendalian secara kimia. Yakni berupa pengendalian vektor dengan bahan kimia, baik bahan kimia sebagai racun, sebagai bahan penghambat pertumbuhan ataupun sebagai hormon. Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian vektor harus mempertimbangkan kerentanan terhadap pestisida yang digunakan, bisa diterima masyarakat, aman terhadap manusia dan organisme lainnya, stabilitas dan aktivitas pestisida, dan keahlian petugas dalam penggunaan pestisida.

Keempat, pengendalian terpadu. Langkah ini tidak lain merupakan aplikasi dari ketiga cara yang dilakukan secara tepat/terpadu dan kerja sama lintas program maupun lintas sektoral dan peran serta masyarakat.***

Arda Dinata, AMKL.Staf Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbang Kesehatan Depkes.

Tulisan ini dimuat di HU Pikiran Rakyat, Bandung edisi: 17 November 2005.

MyBlog ARDA DINATA:
Dunia Kesehatan Lingkungan: http://arda-dinata.blogspot.com
Dunia Inspirasi & Motivasi Hidup: http://miqra.blogspot.com
Dunia Penulis Sukses: http://ardapenulis.blogspot.com

gravatar

Sejarah Nyamuk

Oleh ARDA DINATA
Email: arda.dinata@gmail.com

NYAMUK (Diptera: Culicidae) dipastikan lebih dulu ada di permukaan planet bumi daripada manusia. Menurut catatan Sugeng Juwono Mardihusodo (2003), dari Sub-Bagian Entomologi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta disebutkan bahwa secara hipotetis, serangga yang tak bersayap telah ada dan berevolusi sejak era Paleozoikum, periode Silurian, antara 425 dan 405 juta tahun sebelum masehi (SM). Berdasarkan informasi dari Romoser WS (1981), serangga Endopterygota yang mengalami metamorfosis lengkap (halometabola) secara hipotetis telah ada dan berevolusi pada periode karboniferosa, antara 345 juta dan 280 juta SM, yang fosilnya tertua berumur antara 280 juta dan 230 juta tahun SM.

Jadi, memanglah benar kalau ada orang yang mengatakan nyamuk itu ternyata cukup tua umurnya di muka bumi. Fosil tertua nyamuk ditemukan di Pulau Isles, kepulauan Inggris, berumur sekira 35 juta tahun (Horsfall WR; 1972). Sekarang bandingkan dengan fosil tertua manusia (Homo sapiens) yang pernah ditemukan orang yang hanya berumur sekira 1,5 juta tahun. Artinya, jelas sekali kalau nyamuk itu lebih dahulu ada di bumi daripada manusia.

Fenomena ini, tentu ada keterkaitan antara tipe bagian mulut nyamuk dengan sumber bahan pakannya. Pada awalnya, sumber pakan darah untuk nyamuk adalah berbagai jenis binatang. Namun, belakangan dengan kehadiran manusia yang semakin meningkat populasinya dan mobilitasnya pada berbagai habitat, spesies-spesies nyamuk pun ada yang berasosiasi dengan manusia dalam bermacam tingkat kedekatannya pada ekosistem yang sama. Makanya, tidak aneh kalau saat ini sejumlah spesies nyamuk itu ada yang menjadi sangat antropofilik (baca: menjadikan manusia di dekat habitatnya menjadi sumber pakan darah utama).

Lebih jauh, kondisi adanya manusia yang berasosiasi secara tidak sengaja dengan nyamuk yang telah berubah perilakunya itu, kehidupan nyamuk menjadi terganggu. Hal ini berdampak pada frekuensi gigitan nyamuk yang juga mengisap darah manusia semakin tinggi, baik malam dan atau siang hari sejalan dengan peningkatan populasi nyamuk itu sendiri yang juga meningkat.

Jadi, keberadaan sifat antropofilik nyamuk (terutama Culicinae dan Anophelinae) itulah yang menimbulkan permasalahan kesehatan sejak awal kehidupan manusia di berbagai zona geografis, khususnya di daerah tropis dan sub tropis. Untuk itulah, setiap kita harus mampu untuk menyiasati nyamuk agar tidak kontak dengan manusia. Lantas, bagaimana seharusnya cara kita menyiasati nyamuk tersebut untuk tidak kontak dengan manusia?

Permasalahan kesehatan yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas nyamuk itu sangat beragam. Ada nyamuk yang terbang berputar-putar dekat telinga, tentu hal ini sangat mengganggu dan menimbulkan kebisingan. Suara berdengung nyamuk sangat mengganggu ketenangan istirahat.

Lalu, gigitan nyamuk menimbulkan rasa sakit, nyeri, dan mungkin mengakibatkan reaksi alergi kulit dengan peradangan (dermatitis alergik) yang serius pada yang hipersensitif. Di sini, peristiwa yang membahayakan dalam kacamata kesehatan lingkungan adalah nyamuk vektor penyakit yang menginokulasikan berbagai jenis patogen (menyebabkan terjadinya penyakit) yang berbahaya, seperti parasit malaria (plasmodium), virus (dengue, yellow fever, Japanese encephalitis), dan cacing filaria (Wuchereria, Brugia).

Arda Dinata, AMKL.Staf Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbang Kesehatan Depkes RI.

Tulisan ini dimuat di HU Pikiran Rakyat, Bandung edisi: 17 November 2005.
MyBlog ARDA DINATA:
Dunia Kesehatan Lingkungan: http://arda-dinata.blogspot.com
Dunia Inspirasi & Motivasi Hidup: http://miqra.blogspot.com
Dunia Penulis Sukses: http://ardapenulis.blogspot.com

Selamat Menikmati Tulisan-Tulisan Yang Penuh Inspirasi, Ilmu, Motivasi dan Amal Yang Bikin Hidup Anda Sukses Secara Islami di Blog Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam [MIQRA] INDONESIA. Blog Ini Didirikan oleh ARDA DINATA, Seorang Penulis Merdeka. Salam SUKSES....dari MIQRA Indonesia!!!


| ILMU MENJADI KAYA |

AMBIL Sebelum KEHABISAN....!!!
ADA Ebook GRATIS di Bawah Ini:
1. Miliki HARTA KARUN Bagi PENULIS

2. Cara SUKSES Nampang dI INTERNET

3. Cara SUKSES Kirim 100-an Email Sekali klik

4. Cara GAMPANG NERBITIN BUKU OK

5. Asiknya Bikin TULISAN Chicken Soup for the Soul dan Kiat Membuat TULISAN YANG MENARIK





Assalamu'alaikum wr wb
Selamat datang di MIQRA INDONESIA GROUP. Sumber Inspirasi, Motivasi, Ilmu dan Amal untuk ke-SUKSES-an hidup Anda di dunia akhirat.
Ayo Gabung Dengan Komunitas Pembaca MIQRA INDONESIA GROUP
Dapatkan Hadiah Ebook:
”ILMU MENJADI KAYA”

Setelah Anda bergabung dengan Mailing List MIQRA INDONESIA GROUP.